TURBIN PARSON
TURBIN REAKSI (TURBIN PARSON)
Karakteristik :
1. Merupakan
turbin reaksi / turbin tekanan lebih.
2. Terdiri
dari bertingkat tingkat, dimana setiap tingkatnya terdiri dari satu
rangkaian penuh sudu jalan.
3. Tekanan
sebelum sudu pancar dan sudu jalan selalu lebih besar dari tekanan sesudah
sudu pancar dan sudu jalan.
4. Terjadi
2 kali jatuh kalor yaitu pada sudu pancar dan sudu jalan.
5. Jatuh
kalor pada sudu pancar sama dengan jatuh kalor pada sudu jalan
6. Bentuk
sudu jalan dan sudu pancar asimetris.
7. Pelumasan
sudu terjadi 100%.
8. Pengaturan
daya secara kwalitatif.
KONSTRUKSI TURBIN PARSON
SEGITIGA KECEPATAN
<a = <b2
<b1= <γ
C1= W2
W1= C2
U1= U2
USAHA REAKSI :
= ½ m ( W22 – W12
)
USAHA AKSI :
= ½ m ( C12 – C22 )
∆ Ho1 + ∆Ho1
= 2 ∆ Ho
∆ Ho = Ho
2
C1 = ✔️∆ Ho
w2 =✔️∆ Ho
C1 = W2 = ✔️Ho
2.mp
C1 = ✔️Ho
2.mp
mp = JUMLAH TINGKAT TEKAN TURBIN PARSON
JATUH KALOR TIAP2
TINGKAT BIASANYA SAMA SEHINGGA SEGITIGAKECEPATAN DAPAT DIGAMBAR 1 BUAH SAJA
∆ KEC KERJA MAX
DERAJAT REAKSI = USAHA REAKSI
DR USAHA TOTAL BERGUNA
= USAHA REAKSI
USAHA AKSI + REAKSI
=
½ m ( W22
– W12
½ m (
C12 – C22 ) +½ m ( W22 – W12
)
= ( W22 – W12
)
(C12 – C22)+(W22 – W12)
=
( C12 – C22
)
(C12 – C22 ) +(C12 – C22)
= ½ = 50%
DR = BERARTI<a = <b2
<b1= <γ
= ∆Ho Sp = ∆Ho Sj
RENDEMEN SUDU (ηs ) KERJA
BIASA
ηs = USAHA BERGUNA X 100 %
USAHA DIBERIKAN
= USAHA AKSI + REAKSI X 100 %
USAHA AKSI + REAKSI + TERBUANG
= ½
m ( C12– C22 ) + ½ m ( W22 – W12) X 100 %
½ m ( C12 –
C22 ) +½ m
( W22 – W12 )+ ½ m C22
= ½
m( C12
– C22 + W22 – W12
) X 100 %
= ( C12 –
C22 +C12 – C22
) X 100 %
( C12 –
C22 +C12 – C22+C22
)
= 2 (
C12 – C22 ) X 100 %
C12 +
C12 - C22
KEMBALI KE RUMUS COSINUS
ηs = 2 ( 2 C1.
U. Cos a - U2 ) x 100 %
C12 + 2 C1.
U. Cos a - U2
-------------------------------------------------
:C12
= 2 (2 C1. U. Cos a - 2 U2 )
C12 C12
---------------------------------- X 100
%
C12 + 2
C1. U. Cos a- U2
C12 C12 C12
KERJA MAXIMUM
ηs = 4. Cos a . Cos a - 2
Cos2a x 100 %
1 + 2 Cos a . Cos a - Cos2 a
= 4 . Cos2a - 2 Cos2a x 100 %
1 + 2 Cos2a - Cos2 a
ηs max = 2 . Cos2a x 100 %
1 + Cos2a
TORAK BUTA
Pada turbin reaksi terdiri
bertingkat – tingkat tekanan setiap tingkat terdiri 1 rangkaian sudu pancar (sp)
dan satu rangkaian sudu jala ( sj )
Sesuai dgn
karakteristiknya , bahwa di dalam turbin tsb terjadi perbedaan tekanan yaitu
pada sp dan sj maka menyebabkan terjadinya gaya aksial yang arahnya menuju pada
tekanan yg lebih rendah.
Untuk mencegah adanya
perbedaan tekanan tsb, maka diimbangi dengan cara memasang torak buta,
dimana :
Dtb > D Rotor
GAYA TSB DIURAIKAN SEBAGAI
BERIKUT :
GAYA (Kgf) = TEKANAN(Kgf / Cm2) X LUAS(Cm2) … Kgf
a. F AKS SP = π/4 ( D22 – D12
) (Po- P1 + P2 – P3 + P4 – P5 + P6 – P7 + P8 – P9 ) kgf
Gaya Aksial Tsb Diterima Oleh
Rumah Turbin, Sebab Sp Merupakan Bagian Stator, Selanjutnya Diteruskan Ke
Fondasi Kemudian Ke Badan Kapal Sebagai Daya Dorong
b. F AKS SJ = π/4 (D22 – D12)
(P1 - P2 + P3 - P4 + P5 - P6 + P7 – P8 + P9 - Pe) kgf
c. MENGINGAT Ho TIAP KERUGIAN / TINGKAT SAMA,
MAKA Δ P SAMA SHG :
F AKS SJ = π/4 (D22 – D12)
(Po – P1 + P1 – P2
2
+ P2 – P3 + P3 – P4 + P4- P5 + P5 – P6 2 2
2
+ P2 – P3 + P3 – P4 + P4- P5 + P5 – P6 2 2
+ P6 – P7 + P7 – P8 + P8
– P9 + P9 - Pe)..Kgf
2 2
F AKS SJ= π/4 . (D22 – D12).( Po – Pe
)... Kgf
2
(F Aksial Rotor)
(F Aksial Rotor)
F aks sj tsb merupakan f aks
rotor , apabila tidak dihindari maka akan mengakibatkan pergeseran rotor dan
menyebabkan tergesernya sudu - sudu jalan.
d.F AKS TORAK BUTA =
π/4 . (Dtb2 – D12) . (Po – Pe)..Kgf
2
π/4 . (Dtb2 – D12) . (Po – Pe)..Kgf
2
e. Untuk menentukan Dtb,
dapat dicari dgn persamaan sebagai barikut :
F AKSIAL ROTOR = F
AKSIAL TORAK BUTA
f. Pada pemasangan turbin darat ,
FAks rotor = FAks
torak buta……sangat ideal,
sedang pada turbin kapal.
F
AKS ROTOR HARUS > F AKS TORAK BUTA
Hal tersebut disebabkan
adanya perubahan trim kapal. Adapun kelebihan gaya tsb ditampung pada mitchell
block ( block penahan )
JADI , F KELEBIHAN = F AKS ROTOR – F AKS Tb ……Kgf
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus