Apa itu Trim Kapal?
Trim Kapal
Trim dapat diartikan sebagai suatu keadaan kapal senget (list) secara membujur (longitudinal).
Trim tidak diukur dalam besaran derajat, tetapi dalam perbedaan antara sarat depan (forward draft) dan sarat belakang (after draft) dalam centimeter.
Jika sarat depan lebih besar dari sarat belakang, maka kapal dalam kondisi trim depan (trim by the head).
Jika sarat belakang lebih besar dari sarat depan, maka kapal dalam kondisi trim belakang (trim by stern).
Jika sarat depan sama dengan sarat belakang, maka kapal dalam kondisi trim nol (even keel).
Pendistribusian muatan / bobot secara membujur memberikan effect terhadap trim kapal, dan kemungkinan akan terjadinya Sagging ataupun Hogging.
Jika distribusi muatan / bobot terpusat pada bagian tengah-tengah kapal, maka kapal akan mengalami kondisi "Sagging" dan apabila distribusi bobot / muatan terpusat pada kedua bagian ujung-ujung kapal, maka kapal akan mengalami kondisi "hogging".
Sagging dan Hogging |
Kapal Terapung Even keel dalam keadaan Seimbang
Even keel kapal terapung |
WoLo : Garis air
G : Titik berat kapal
B : Titik apung kapal
F : Titik pusat gaya berat pada bidang air
G & B : Berada pada satu garis lurus
Kapal dalam kondisi Trim
Keterangan Gambar :
AP : After perpendicular (bidang tegak belakang)
FP : Forward perpendicular (bidang tegak depan)
ML : Perpotongan antara garis tegak yang melalui Pusat gaya apung
F : Flotation (Titik dimana kapal trim)
L : Panjang kapal antara bidang tegak (LBP)
G1 & B1 : Berada pada satu garis lurus.
WoLo : Garis air saat kapal dalam kondisi even keel.
W1L1 : Garis air saat kapal mengalami trim
Baji LoFL1 : Berada diatas air (terapung)
Baju WoFW1 : berada dibawah air
Centre of flotation (F)
F juga disebut Centre of flotation (COF) atau tipping center (TC) atau sering juga disebut LCF (Longitudinal Centre of Floatation).
Letak COF bagi kapal yang berbentuk kotak, akan berada di pertengahan panjangnya, sedangkan bagi kapal yang tidak berbentuk kotak atau berbentuk umum letak titik F berada agak kedepan atau agak kebelakang dari pertengahan panjang kapal, tergantung dari pada bentuk bidang airnya.
Jika F terletak didepan pertengahan panjang kapal, maka F bertanda negatif (-) dan jika F terletak dibelakang pertengahan panjang kapal, maka F bertanda positif (+).
Letak F juga biasanya diukur atau dihitung dari AP (After Perpendicular).
GML = GM Kapal Secara Membujur
BML : BM kapal secara membujur
BML = IL
V
IL : 2nd Moment membujur dari bidang air pada COF
V : Volume benaman kapal
Rumus ini berasal dari rumus BM
Untuk bidang air berbentuk kotak (persegi panjang)
IL = BL³
12
L : Panjang bidang air
B : lebar bidang air
BML = BL³
12V
Untuk Kapal kotak
BML = IL ➡️ IL = BL³ ➡️ BML = BL³
V 12 12V
BML = BL³
12xLxBxD
BML = L²
12D
L : Panjang bidang air
D : Sarat Kapal
It should be noted that the distance BG is small when compared with BML or GML and, for this reason, BML may, without appreciable error, be substituted for GML in the formula for finding MCTC.
Haruslah catat bahwa jarak BG adalah kecil jika dibandingkan dengan BML atau GML dan, untuk alasan ini, BML boleh, tanpa kesalahan dapat dinilai, untuk menggantikan GML didalam rumusan untuk menemukan MCTC.
Sumber :Catatan Materi Diklat Pelaut
Mantap
BalasHapus